Minggu, 13 September 2015

Candle Cove


          NetNostalgia Forum - Televisi (lokal)

Skyhale033
Subyek: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Adakah seseorang yang mengingat acara ini? acara itu berjudul Candle Cove dan aku pasti berumur sekitar 6 atau 7 tahun saat itu. Aku tidak bisa menemukan referensi tentang acara itu dimana pun jadi kupikir itu pasti adalah acara lokal yang disiarkan sekitar tahun 1971 atau 1972. Aku tinggal di Ironton saat itu. Aku tidak bisa meningat di stasiun mana acara itu disiarkan, tapi aku meningat acara itu disiarkan saat waktu yang aneh yaitu 4:00 P.M.

mike_painter65
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Terdengar tidak asing bagiku ..... aku dibesarkan disekitar Ashland dan berumur 9 tahun saat tahun 1972. Candle Cove ..... apakah itu tentang bajak laut? aku mengingat seorang bajak laut berada di depan gua sedang berbicara dengan gadis kecil.

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     YEAH! Baiklah aku tidak gila! Aku mengingat bajak laut Percy. Aku selalu merasa takut kepadanya. Ia terlihat seperti dibuat dari bagian-bagian boneka lain, dengan harga murahan. Kepalanya adalah kepala boneka bayi porselen yang sudah tua, terlihat begitu tua sampai-sampai terlihat seperti bukan bagian tubuh boneka itu sendiri. Aku tidak bisa mengingat pada stasiun apa acara ini disiarkan! Kupikir itu bukan WTSF.

Jaren_2005
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Maaf karena telah membangkitkan thread lama ini lagi tapi kupikir aku tahu dengan jelas apa yang kau maksud, Skyhale. Kupikir Candle Cove disiarkan hanya beberapa bulan sekitar tahun 1971, bukan tahun 1972. Ketika itu aku berumur 12 tahun dan aku menonton acara itu selama beberapa kali dengan adikku. Itu disiarkan di channel 58, di stasiun apapun itu. Ibuku mengizinkanku menonton acara itu setelah berita. Biar kuingat-ingat lagi.
     Acara itu berada di tempat disebut dengan Candle Cove, acara ini tentang seorang gadis kecil yang membayangkan dirinya berteman dengan seorang bajak laut. Kapal bajak laut itu sendiri disebut Laughingstock, dan bajak laut Percy bukanlah bajak laut yang bagus karena ia mudah sekali merasa ketakutan. Dan ada musik Calliope yang terus menerus diputar. Aku tidak dapat mengingat nama gadis kecil itu. Kupikir namanya adalah Janice atau Jade. Tapi setelah kupikir-pikir mungkin namanya adalah Janice.

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Terima kasih Jaren!!! Kenangan demi kenagan tentang acara itu mulai kembali setelah kau menyebutkan Laughingstock dan channel 58. Aku ingat haluan kapal itu seperti sebuah senyuman yang diukir oleh kayu, dengan rahang bawahnya terendam. Itu terlihat seperti kapal itu sedang menelan lautan dan memiliki suara tawa Ed Wynn yang buruk. Aku terutama mengingat bagaimana ketika mereka mengganti model kayu/plastik, menjadi boneka puppet yang dapat berbicara.

mike_painter65
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     ha ha ha aku dapat mengingatnya juga sekarang :) apa kau mengingat bagian ini Skyhale "Kau harus ..... masuk ..... KEDALAM."

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Ugh mike, aku merinding membaca itu. Ya aku mengingatnya. Itu adalah kata-kata yang diucapkan oleh kapal untuk Percy ketika ada tempat menyeramkan yang harus ia masuki, seperti sebuah gua atau ruangan gelap tempat dimana harta karun berada. Dan cameramen akan menyorot wajah Laughingstock's dengan perlahan. KAU HARUS ..... MASUK ...... KEDALAM. Dengan kedua bola matanya miring dan gelembung air dari rahang bawahnya dengan kail pancing yang membuka dan menutupnya. Ugh, itu begitu tampak murahan sekaligus mengerikan.
\     Kalian mengingat penjahatnya? Dia memiliki kumis panjang dengan gigi yang menyempit.

kevin_hart
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Aku sejujur-jujurnya menganggap bajak luat Percy lah penjahatnya. Aku berumur 5 tahun ketika acara itu disiarkan. Benar-benar sebuah mimpi buruk.

Jaren_2005
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Ia bukanlah penjahatnya, boneka dengan kumis. Itu adalah karakter pendukung penjahat, namanya Horace Yang Mengerikan. Dia memiliki monokel (penutup mata) juga, tapi itu diatas kumisnya. Dulu kupikir itu karena ia hanya memiliki satu mata.
\    Tapi yah, penjahatnya adalah boneka lain. Ia adalah The Skin-Taker (Pengambil Kulit). Aku masih tidak bisa percaya apa yang mereka tontonkan kepada kita waktu itu.

kevin_hart
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Ya tuhan, The Skin-Taker. Acara anak-anak apa yang kita tonton waktu itu? aku benar-benar tidak bisa melihat ke layar televisi ketika The Skin-Taker muncul. Dia hanya keluar dari petinya, ia hanya berbentuk kerangka manusia dengan topi cokelat usam dan sebuah jubah cokelat yang sama-sama sudah tua. Dan mata kacanya yang terlalu besar untuk tengkorak kepalanya.

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Bukankah topi cokelat dan jubah tuanya dijahit dengan berantakan? bukankah itu adalah kulit anak-anak yang dijahit menjadi satu??

mike_painter65
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Yeah kupikir juga begitu. Masih mengingat mulutnya tidak membuka dan menutup, rahangnya hanya turun kebawah dan kemudian kembali keatas ketika berbicara. Aku masih mengingat gadis kecil itu mengatakan, "mengapa mulutmu bergerak seperti itu?" dan kemudian The Skin-Taker tidak menatap kepada gadis itu melainkan kamera dan kemudian menjawabnya "UNTUK MENGOYAK KULITMU."

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Aku sangat merasa lega karena ada orang lain yang mengingat acara mengerikan ini!
     Aku memiliki kenangan mengerikan ini, sebuah mimpi buruk setelah opening-scene berakhir, acara memudar dari hitam, dan semua karakter berada disana, tapi kameranya hanya menyorot wajah mereka satu per satu, dan mereka hanya menjerit, dan para boneka dan marrionete hanya memukul-mukul sambil tersentak. dan mereka semua hanya menjerit, menjerit dengan keras. Gadis kecil itu hanya mengerang dan menangis seolah-olah ia telah melewati kejadian itu selama berjam-jam. Aku terbangun berkali-kalid dari mimpi buruk itu, dan mendapati diriku membasahi tempat tidurku ketika mendapatkan mimpi itu.

kevin_hart
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Aku pikir itu bukanlah sebuah mimpi. aku mengingatnya. aku mengingat itu adalah sebuah episode.

Skyhale033
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Tidak tidak tidak, tidak mungkin. Itu tidak memiliki alur cerita atau apapun, maksudku mereka hanya berdiri disana sambil menjerit dan menangis di seluruh acara.

kevin_hart
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Mungkin sajah pikiranku membuat-buat kejadian itu, tapi aku bersumpah aku melihat apa yang kau jelaskan. mereka hanya menjerit.

Jaren_2005
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Oh Ya Tuhan. Yeah. Gadis kecil itu, Janice, aku melihat ia hanya menangis disana dan bergetar. Dan kemudian The Skin-Taker menjerit melalui gigi-giginya, rahangnya membuka dan menutup dengan liar kupikir itu berasal dari kawat engsel. Aku mematikan acara itu. Dan itu adalah terakhir kalinya aku melihat acara itu. Aku berlari ke adikku dan menceritakan apa yang terjadi, kami tidak berani untuk menyalakannya lagi.

mike_painter65
Subyek: Re: Acara televisi anak-anak Candle Cove?
     Hari ini aku  mengunjungi ibuku yang sedang dirawat di rumah sakit. Aku menanyakannya tentang ketika aku masih kecil saat tahun 70-an, ketika aku berumur 8 atau 9 tahun dan jika seandainya ia mengingat acara anak-anak itu, Candle Cove. Ia bilang bahwa ia terkejut karena aku mengingat acara itu dan aku bertanya kenapa, dan ia menjawab "karena kupikir itu begitu aneh bahwa kau bilang 'aku akan menonton Candle Cove sekarang, ma' dan kemudian kau berlari menuju depan tv dan menyalakannya ke saluran statis dan hanya menonton stasiun mati selama 30 menit. Kau memiliki imajinasi yang besar dengan acara bajak laut kecilmu itu."

Senin, 13 Juli 2015

Barbie.avi

     Halo. Hal ini terjadi padaku beberapa bulan yang lalu; hanya sajah aku harus membagi cerita ini keorang lain.

     Ini semua bermula ketika aku berada di pesta temanku. Ia adalah seorang seniman yang menyewa apartemenya di lahan industri. Jika kau bisa membayangkan Detroit ketika tahun 1920-an, maka seperti inilah tempat itu sekarang. Sekelompok pabrik-pabrik tua yang berjajar sepanjang sepuluh blok.

     Kebanyakan dari mereka sudah tidak digunakan dan ditinggalkan.

     Jadi, aku berpesta begitu gila pada malam itu dan kemudian memutuskan untuk tidur di sofa di lantai atas.
Aku bangun sekitar jam 4 pagi, matahari masih belum terbit tapi aku masih bisa melihat benda-benda dalam keremangan. Aku pergi ke kamar mandi, dan mencoba sebisa mungkin untuk tidak menginjak orang-orang yang pingsan di lantai. Ketika aku membasuh muka di kamar mandi, aku berjingjit untuk melihat ke luar jendela, diluar sanah terhampar tanah yang begitu sepi.

     Aku ingat betapa aku sukanya suasana tempat seperti ini. Ini begitu gelap dan sepi, tapi anehnya menenangkan.

     Jadi, aku kembali berjalan ke sofa dan mencoba untuk kembali tertidur. Setelah 45 menit terus menerus menatap langit-langit, aku sudah tidak tahan lagi, aku tidak bisa terus menerus berada disini. Jadi, aku memutuskan untuk menelepon untuk membangunkan pacarku dan memintanya mengantarku pergi, karena berjalan sendirian di tempat sepi seperti ini bukanlah pilihan yang bagus. Memiliki seorang pacar itu menganggumkan, ia bilang ia akan segera menjemputku, dan akan meneleponku ketika ia berada diluar. Sepuluh menit kemudian, ponselku mati, jadi aku memutuskan untuk duduk di dekat jendela dan menatap keluar untuk menunggu mobilnya tiba. Setelah beberapa saat, mataku terasa berat dan kemudian akupun terlelap.

     Sebuah suara diluar apartemen membangunkanku. Suara itu tidak berisik, tapi cukup untuk dapat membangunkanku dari tidur. Aku melihat keluar jendela, dan mencari asal suara itu, tapi aku tidak melihat ada seorangpun diluar sanah. Di seberang jalan dari apartemen, aku bisa melihat sebuah gundukan kantong sampah dan dari salah satu kantong sampah aku bisa melihat sebuah komputer, dan monitornya membentur lantai, yang sebelumnya komputer itu tidak ada disana.

     Saat pacarku tiba, aku pergi ke bawah dan menyapanya. Saat ketika aku hendak masuk kedalam mobil, aku ingat salah satu temanku yang telah merussakan power-supply miliknya. Jadi, aku pergi ke tempat sampah tadi untuk melihat-lihat apa yang aku bisa temukan. Monitornya tidak berharga, tapi bagian CPU sepertinya tak memiliki kerusakan, jadi aku memasukkannya ke bagasi mobil, dan kamipun berangkat.

     Hampir seminggu telah berlalu, dan aku telah benar-benar lupa akan komputer tower, sampai pacarku menelepon dan memintaku untuk mengambil tower dalam bagasi mobilnya. Malam itu aku membawanya kerumah. Sebelum aku membongkarnya, aku mencoba komputernya apakah masih bisa berjalan, dan ternyata bisa. Komputer tower itu Windows XP, dan sepertinya data komputer tersebut telah dibersihkan. Aku memutuskan untuk mencari kata-kata seperti "S*x" atau "P*rn"dengan harapan dapat melihat data-data rahasia milik si pengguna sebelumnya yang lupa ia hapus. Keingintahuan kurasa. Aku mengkliknya dan tanpa hasil. Mencari File Gambar, dan tak ada yang muncul. Dan akupun mencari File Video, dan satu video muncul. File itu berjenis .avi  dengan judul "Barbie" yang disembunyikan di WINDOWS/system32 directory.

     Jadi, aku memputarnya. Dan sekarang hal ini menjadi benar-benar mengganggu.

     Film itu waktunya sekitar satu jam lamanya, dan jika dilihat dari cara pengambilan videonya seperti film jenis footage. Film dimulai dengan seorang wanita yang sedang duduk dan berbicara dengan latar belakang tembok putih. Aku hampir melewatkan seluruh bagian film, karena video itu terus menerus menampilkan hal yang sama. Kemudian, aku memutuskan untuk duduk dan benar-benar menonton film itu karena ingin tahu apa yang sebenarnya wanita itu katakan. Lima belas detik pemutaran, suara rekamannya benar-benar buruk dan suara perempuan itu tenggelam oleh harsh static. Aku tidak bisa mendengar apapun yang ia bicarakan.

     Jadi, aku memindahkan file itu ke final cut dan mencoba bermain-main dengan pengaturan suara agar mengisolasi suaranya. Ini sedikit membantu, tapi aku masih bisa mendengar apa yang ia katakan. Sekarang aku benar-benar tertarik dan benar-benar memperhatikan mulai dari suara, gerak bibir, dan isyarat tubuh. Sepertinya wanita itu sedang ditanyai semacam pertanyaan, karena ia berhenti untuk mendengarkan, dan kemudian terus bicara.

     
Sekitar lima belas menit telah berlalu, dan wajah perempuan tersebut mulai memerah dan terlihat menggelengkan kepalanya, seolah-olah pertanyaan yang dilontarkan telah mengganggunya ... tapi ia tetap menjawabnya. Tak lama setelah itu ia mulai menangis. Ia terisak-isak dengan histeris selama film berlangsung. Salah satu kata yang bisa kubaca dari gerakan mulutnya adalah "kulit". Dia mengulangi kata itu berkali-kali sepanjang film berlangsung dan bahkan pada suatu saat dia menarik kulit tangannya dan mengucapkan kata itu. Dia terlihat tidak senang akan kulitnya.

     Ada lebih banyak hal yang harus kucerna, tapi ini semakin larut dan aku tidak bisa lagi melanjutkannya. Jadi, aku meutuskan untuk melanjutkannya esok pagi. Tuhan menyelamatkan jiwaku.

     Ini terus berlangsung terus menerus, dan sekitar 40 menit ia terus menangis dengan keras ia bahkan tidak melihat ke kamera. Ia berhenti berbicara pada saat ini, dan sisa film hanyalah isakan tangisnya sambil menundukkan kepalanya. Anehnya, ia tidak mengangkat kepalanya bahkan menggerakan tubuhnya, dan perlahan layar mulai berubah hitam.

     Aku semakin bingung.

     Aku sudah memutar filmnya selama berkali-kali pada malam itu, mencoba untuk mencari infleksi atau bahasa isyarat yang akan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Aku merasa begitu tertarik, aku ingint tahu lebih banyak. Saat itulah aku menyadari bahwa masih ada 10 menit tersisa setelah layar berubah menjadi hitam, dan sekitar 2 berlalu ada sebuah rekaman tambahan.

      Rekaman itu terus bergetar, bahkan hampir tidak bisa dilihat dengan jelas, dan dengan isi rekaman yang menunjukkan sepasang kaki yang berjalan di sepanjang rel kereta api. Dugaanku adalah kamera tersebut tidak sengaja terbawa ke suatu tempat. Orang dalam video init terus berjalan hampir selama 6 menit dan kemudian berbelok ke hutan dan melalui yang tampak seperti dedaunan yang diratakan oleh kayu lapis. Orang itu terus berjalan diatas jalan yang terbuat dari kayu sampai klip video berakhir.

      Sekarang jantungku mulai berdetak kencang, karena tak jauh dari sini ada rel kereta yang tampak sangat mirip dengan yang ada dalam video. Aku harus memeriksanya.

      Aku menelepon temanku Ezra; ia memiliki tinggi 6'4 kaki dan berat 250 ponds dan benar-benar berotot. Aku meyakinkannya untuk berpetualang denganku. Aku tidak memaksakan, tapi aku merasa jika harus pergi ke hutan untuk mencari sesuatu, punya teman untuk diajak tak ada salahnya. Ide untuk menyelidiki video ini benar-benar membuatku bersemangat sampai-sampai aku tidak bisa tidur.

      Keesokan paginya pada hari sabtu yang cerah, aku mengambil senter, kamera, dan belati sepanjang 7 inchi dengan warna hitam metal dan bergerigi, untuk jaga-jaga. Saat aku berada dirumahnya, ia masih tertidur. Ketika aku mencoba membangukannya, ia menyuruhku untuk pergi. Aku telah mengepak barang-barang yang kubutuhkan, dan aku telah menyiapkan mental untuk pergi. Jadi, aku memutuskan untuk tetap pergi walaupun tanpa dengannya. Aku memarkirkan mobil di stasiun kereta api, dan mengambil barang-barangku, dan kemudian turun ke rel.

     Setelah berjalan sekitar 2 jam, aku melihat sepotong kayu lapis yang telah rusak, lututku mulai bergetar dan bahkan membuat tubuhku lemas karena ketakutan.

      Aku berjalan dengan perlahan, mencoba mendengarkan segala sesuatu. Kadang, aku berhenti berjalan, dan melututkan tubuhku, hanya untuk mendengarkan sesuatu ataupun siapapun .... tapi tempat itu begitu hening. Ini adalah salah satu hal yang paling menegangkan yang pernah kulakukan. Aku sendiri tidak tahu apa yang kuharapkan dari ini semua.

      Barisan pohon-pohon ini membuat sebuah jalan, menuju kesebuah lapangan rumput, dan kemudian aku melihatnya, sebuah rumah tua yang telah dimakan oleh hutan. Jika dilihat sepertinya tempat itu telah ditinggalkan selama kurang lebih 20 atau 30 tahun. Aku mengambil kamera milikku, dan memotret beberapa tempat. Beberapa yard dari rumah tua itu ada sebuah gudang yang terbuat dari logam berkarat. Aku hanya duduk disana diantara pepohonan, untuk menenangkan diri.

      Aku tidak ingin pergi ke lapangan rumput itu, aku punya firasat buruk jika ada seseorang yang dapat melihatku.

      Butuh beberapa saat bagiku untuk mengumpulkan keberanian untuk pergi kerumah itu. Pintu depan rumah itu sedikit terbuka, aku kemudian mendorong pintu itu terbuka dengan senter dan melihat bahwa sebenarnya dalam rumah itu begitu remang-remang. Aku kembali menyimpan senterku dan mengambil kamera untuk mengambil beberapa gambar. Tidak ada furnitur rumah. Lantai penuh dengan batu bata dan kayu-kayu dan reruntuhan, bahkan beberapa dinding memiliki lubang yang besar. Akupun kembali mengeksplorasi rumah itu, ada beberapa hal yang tak terlalu kupikirkan saat itu, tapi sekarang aku telah memikirkannya, dan itu benar-benar membuatku terganggu.

      Hal pertama yang menurutku aneh adalah, bahwa salah satu pintu diruang pertama, yang menurutku menuju ke basement, tampak agak terlalu baru untuk dirumah ini. Dan juga, itu adalah satu-satunya pintu yang terkunci dalam rumah itu. Dan juga, ketika aku pergi kelantai dua, aku melihat beberapa kursi dan meja lipat yang terlalu baru untuk rumah itu. Tapi, ada hal yang benar-benar menggangguku ketika berada di rumah itu, yaitu kamar mandi. Debu pada cermin dikamar mandi itu telah terhapus, dan didalam bak mandi aku melihat terpal plastik yang masih ada tetesan air diatasnya, yang kukira, itu sedang dicuci. Saat itulah aku mendengar sesuatu, sebuah suara erangan, dan saat itulah aku berlari kejendela dan segera melompat dari lantai dua rumah, da segera berlari ke mobil.

      Setengah jalan dari sana, aku menyadari bahwa suara erangan itu adalah suara pipa air yang sedang bekerja, dan saat itulah aku menyadari kengerian tempat itu, dan lagi pula mengapa pipa air masih bekerja di dalam rumah tua yang telah ditinggalkan disebuah hutan.

      Sudah sekitar 2 bulan dari peristiwa itu dan aku tidak akan kembali sanah, maupun untuk merencanakannya.

Minggu, 15 Februari 2015

Dark Sleep



     Udah lama nih kaga ngepos-ngepos lagi jadi, ini adalah postingan pertama gw dibulan februari yang kelam ini, gonbenasai guys butuh waktu istirahat dulu buat ngepost lagi.

     Samantha memiliki dua sahabat baik yang bernama Jenny dan Amber. Ayahnya membawa Samantha untuk pergi liburan akhir pekan dan dia pun mengundang kedua sahabat baiknya untuk datang. Keluarganya memiliki sebuah kabin didalam hutan dan pada hari jum'at, ayah Samantha mengantar anaknya dan kedua temannya kekabin itu.

     "Lihat danau itu?" kata Samantha saat mereka sudah tiba. "Itu adalah danau Samantha. Ayahku dulunya dibesarkan disini. Dia sangat menyukai danau itu, dan dia pun menamaiku dengan nama danau itu."

     Pada malam harinya, setelah mereka mengeluarkan barang bawaan mereka, ketiga gadis itu duduk dan memikirkan cara untuk menghibur diri.

     "Apakah ada yang punya cerita seram?" tanya Amber.

     "Aku punya satu," jawab Jenny. "Inia adalah kisah nyata. Ini terjadi pada teman dari temanku. Pada suatu malam dia sedang menjaga dua orang anak kecil. Dia sedang menonton TV dalam kegelapan dan teleponnya berdering. Dia kemudian menggenggam ponselnya dan menjawabnya. Dia mendengar sebuah suara yang sangat berat dan dia berkata 'Apakah kau sudah mengecek anak-anak?'.

     "Jenny ayolah!" sela Amber, "Semua orang sudah pernah mendengar kisah itu. Itu adalah kisah yang paling sering diceritakan sepanjang masa! Apakah yang lainnya punya cerita? yang benar-benar nyata?"

     "Aku tau satu" kata Samantha, "Sekitar 10 menit berjalan kaki dari sini, ada sebuah rumah tua yang hampir rubuh. Kita melewati rumah itu untuk sampai kemari. Rumah itu berada di antah berantah, tersembunyi dibalik sisi - jalan setapak. Beberapa waktu yang lalu, ada seorang pria yang tinggal dirumah itu. Keluarganya benar-benar kaya dan mereka memiliki ratusan hektar tanah disekitar sini.

     Pria itu bertemu dengan seorang gadis desa yang sederhana dari sebuah kota sederhana dan mereka pun jatuh cinta. Keluarganya tidak senang akan hal itu. Mereka berpikir bahwa gadis itu tidak cocok dengannya, tetapi dia tetap mengabaikan hal itu. Dia adalah pria yang tidak suka membeda-bedakan, dan dia pun kemudian pergi dan membangun sebuah rumah kecil di sepotong tanah mereka, di antah berantah.

     Ia menikahi gadis itu, dan semuanya berjalan dengan sangat bahagia. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan dan akhirnya mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki. Di saat inilah kisah mulai menjadi buruk. Anak mereka sakit. Tidak secara fisik melainkan mental. Dia memiliki kelainan dikepalanya. Dia tidak cacat mental atau apapun. Dia hanya sedikit berbeda.

     Pada saat ia berusia sembilan tahun, ia menjadi tidak bisa hanya ditangani oleh kedua orang tuanya, mendadak marah, pola tidur yang tidak teratur, menghilang kedalam hutan untuk bersembunyi, dan hal-hal lainnya. Tidak apa yang harus dilakukan kepada anaknya, pria itu berpaling ke keluarganya untuk mendapat bantuan.

     Orang tuanya membawa anak laki-laki itu pergi. Mereka membawanya jauh kedalam hutan. Tempat itu bukanlah sebuah rumah sakit jiwa, tetapi membantu orang-orang yang perlu kebutuhan khusus, jika kalian tahu apa yang kumaksud. Orang tuanya berpikir bahwa ini adalah jalan yang terbaik.

     Seiring waktu, keluarga itu terbisa tidak memiliki bocah itu disekitar. Mereka secara bertahap tidak mengunjunginya lagi. Mereka berperilaku seakan-akan mereka tidak pernah memiliki anak laki-laki dan semuanya berjalan bahagia kembali.

     Delapan tahun kemudian, anak laki-laki itu, yang sudah berumur sekitar 16 atau 17 tahun, berhasil melarikan diri dari rumah sakit itu. Para staf mencari dia tetapi tidak membuahkan hasil. Keluarganya diberitahu dan mereka pun hancur. Mereka khawatir akan keselamatannya, ia berada sendirian di alam liar selama berminggu-minggu dan mungkin ia sudah mati.

     Tetapi anak itu tidak mati. Pada suatu malam ia menemukan jalan pulangnya kembali. Dia merayap kerumahnya dan, satu per satu anggota keluarganya dibantai, Ayahnya..... Ibunya..... Saudaranya..... semuanya dipotong berkeping-keping.

     Dengan darah yang masih mengaliri kapak, ia menghilang kedalam hutan. Ketika mayat keluarganya ditemukan beberapa hari kemudian, penduduk disekitarnya merasa ngeri. Polisi berusaha mencari anak itu, tapi tak pernah berhasil. Sampai hari ini ia tidak pernah ditemukan.

     Semenjak itu, setiap tahun, saat musim panen, orang-orang mulai menghilang. Dan ditempat mereka, boneka jagung - berkulit akan tertinggal. Legenda menyatakan, jika anak itu sekarang masih menjelajahi hutan bagian ini.

     Kota-kota sekitarnya telah mulai mempercayai legenda itu dan mereka pun akan menggantungkan sebuah boneka di depan pintu rumah mereka untuk perlindungan. Mereka mengatakan jika anak itu melihat boneka tergantung di depan pintu rumah mereka, dia akan pergi meninggalkan rumah itu dengan damai. Tidak ada yang tahu legenda itu benar atau tidak, tapi pasti ada boneka yang tergantung di depan setiap rumah di sekitar kota dekat sini.

     "Itu begitu mengerikan!" teriak Jenny. "Apakah kau memiliki boneka yang tergantung di depan pintu kabin?"

     "Tentu sajah," jawab Samantha, "Ayahku tidak percaya akan mitos, tapi ia menggantung boneka di depan kabin ini untuk jaga-jaga."

     "Aku pikir aku membasahi pakaian dalamku," kata Amber.

     "Sebenarnya, rumah itu masih dihantui oleh hantu-hantu dari korban pembunuhan anak itu, dan jika kau pergi ke rumah itu saat larut malam, kau akan mendengarnya teralami lagi."

     "Menurutmu apakah kita bisa pergi kesana?" tanya Jenny.

     "Tentu sajah," jawab Samantha, "Tapi, saat siang hari. Tidak ada gunanya jika kita pergi sekarang."

     Malam itu, ketiga gadis itu tertidur di kamar yang sama dan  meringkuk bersama-sama, mencoba berpura-pura jika mereka tidak ketakutan akan cerita itu, dan mengharapkan ada sebuah ketukan di jendela setiap saat.

     Keesokan paginya, ayah Samantha membuatkan sarapan untuk mereka bertiga, dan kemudian pergi ke danau untuk berenang. Sekitar, tengah hari, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke rumah tua itu.

     Ketika mereka sampai disana, gadis-gadis itu merasakan kehadiran seseorang atau sesuatu di dalam rumah itu. Hal itu cukup untuk membuat mereka merinding. Mereka menjelajahi reruntuhan rumah tua itu, mengintip ke setiap sudut dan memilah-milih puing-puing.

     Setelah beberapa saat, Samantha melihat sesuatu setengah terkubur di dalam tanah. Benda itu adalah buku. Dia menggali keluar dan membersihkannya. Kedua sahabatnya mendekat untuk melihat, mereka membolak-balik halaman buku itu yang sudah menguning.

     "Buku ini mungkin sebuah diari atau semacamnya," kata Samantha.

     "Mungkin ini adalah jurnal miliknya....." bisik Jenny.

     "Diari siapa?" tanya Amber.

     "Pria itu..." jawab Jenny. "Orang yang telah menghabisi keluarganya sendiri."

     Samantha membaca diari itu dengan keras, sedangkan yang lain mendengarkan.

     "Ada dedikasi yang tertulis di sampulnya," kata Samantha. "Bunyinya: untuk keluargayang kucintai serta hargai  yang akan selalu bersamaku."

     "5 September, 1987. Sangat berat untuk terus menerus sendirian. Yang mereka harus lakukan adalah berbicara denganku, tetapi mereka tidak bisa berbicara denganku. Aku kadang mendengar suara mereka saat larut malam. Aku bisa mendengar teriakan mereka. Hal ini begitu kejam dan kelam. Aku membutuhkan kasih sayang. Tetapi mereka tidak mencintaiku. Obat-obatan itu telah pergi, dan aku bebas, bebas dari mereka semua. Jika mereka tidak  menyayangiku, mereka harus pergi. Tertidur dalam kegelapan untuk semua orang. Aku masih bisa mendengar teriakan mereka. Selalu berteriak."

     "4 Desember, 1987. Mereka telah berhenti mencariku. Hal itu adalah keberuntungan buatku. Aku tinggal dihutan. Aku memburu mereka, dan membuat mereka tertidur dalam kegelapan. Sama seperti Ayah, Ibu, dan Kakaku. Aku mengunjungi rumahku saat malam hari. Aku masih bisa mendengar suara-suara. Setidaknya, aku bisa mendengar mereka sekarang."

     "3 Oktober, 1995. Aku meninggalkan hutan setahun yang lalu dan pindah ke sebuah kota kecil dekat sinih. Tidak ada yang mengenalku. Tidak ada yang tahu siapa aku sebenarnya. Kadang aku mendengar mereka bercerita tentang kisahku. Itu membuat diriku tertawa. Mereka semua takut padaku. Aku masih datang ke hutan kadang-kadang. Aku menghabiskan malam di rumah tua milikku. Ibu dan Ayah masih bicara dengan ku. Mereka berkata jika mereka bangga padaku."

     "2 November, 1998. Kehidupanku berjalan dengan baik. Aku mendapatkan pekerjaan, dan membeli sebuah rumah. Aku bertemu dengan seorang gadis. Dia sangat pemalu dan cantik. Kadang-kadang aku mengajaknya kedalam hutan. Dia menyukainya. Aku membiarkan Ibu dan Ayahku menemuinya mereka pun menyukainya."

     "1 Juli, 2000. Hari ini adalah hari spesial untukku, akhirnya istriku dikaruniai seorang bayi perempuan. Aku sangat bahagia. Ibu dan Ayah sekarang menjadi Nenek dan Kakek. Istriku tidak melakukannya dengan baik. Sulit sekali untuknya. Mungkin dia tidak akan berhasil. Mungkin dia akan tertidur dalam kegelapan. Aku senang sekali sekarang."

     "13 Agustus, 2010. Aku sangat bangga akan anakku. Dia seperti ku. Kecuali dia lebih pintar dari padaku. Dia tidak punya masalah. Dia tidak bisa mendengar suara-suara itu. Dia pergi ke sekolah dan memiliki banyak teman. Tidak sepertiku. Kadang-kadang aku membawanya kedalam hutan. Aku sangat mencintainya. Aku bahkan menamainya dengan nama danau yang ada dihutan ini, Samantha."

     Untuk beberapa saat, setelah Samantha berhenti membaca, ada keheningan yang ganjil.

     "Apa-apaan?" teriak Jenny.

     "Samantha, apakah ini semacam lelucon?" Tanya Amber dengan gugup, "Ini tidak lucu."

     "Ini... ini tidak mungkin terjadi!" bisik Samantha, "Ini tidak mungkin...."

     Saat itu mereka mendengar sebuah ranting patah dibelakang mereka. Ketika mereka berbalik, mereka melihat ayah Samantha berdiri disana. Ada yang aneh, ada raut wajah sedih dimukanya, dan dia menggenggam kapak di tangannya.

     "Kau tidak seharusnya menemukan itu," gumamnya, "Selamat tidur dalam kegelapan untuk semuanya."

     "Tidak Ayah!" teriak Samantha. "TIDAK! TIDAK! TIDAK! TIDAK!"

     Saat Ayah Samantha selesai memotong-motong tubuh mereka, dia menaruh potongan-potongan itu disebuah pelastik besar dan menguburnya di dalam hutan..... sangat dalam sehingga tidak akan ada yang menemukan mereka..... Sekarang mereka bisa bersama selamanya.

     "Aku akan mengawasi mu sekarang." gumamnya sambil menepuk tanah agar rata dengan sekop. "Kau mungkin tidak akan mengerti untuk sekarang. , tapi kau akan mengerti suatu hari nanti. Ini adalah satu-satunya cara agar kita bisa selalu bersama-sama. Tertidur dalam kegelapan untuk selamanya, kita akan terus bersama selamanya."

Kamis, 05 Februari 2015

The Peephole


     Seorang gadis bernama Donna yang berumur 15 tahun tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Semenjak ibunya meninggal, Donna selalu mengandalkan ayahnya untuk segala urusannya. Mereka memiliki hubungan yang harmonis dan saling menyayangi satu sama lain.

     Suatu pagi, ayah Donna pergi  untuk perjalanan bisnis. Saat mereka sarapan, ayah Donna berkata jika dia akan pulang larut malam. Setelah itu, ia mencium kening anaknya, mengambil tas, dan kemudian berjalan keluar dari rumah.

     Kemudian pada hari itu, ketika Donna pulang dari sekolah, ia mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan menonton TV. Ketika tengah malam, ayahnya masih belum pulang sehingga ia memutuskan untuk pergi ke tempat tidur.

     Pada malam itu ia mengalami sebuah mimpi. Dia melihat bahwa dirinya sedang berdiri di tepi jalan raya yang begitu sibuk. Mobil dan truk melaju dengan kecepatan tinggi. Dia memandang ke seberang jalan dan melihat sosok seseorang yang sepertinya ia kenal. Itu adalah ayahya, tanganya seperti membentuk sebuah corong disekitar mulutnya dan tampaknya ia berteriak ke pada Donna, tetapi dia tidak bisa mendengar apapun.

     Saat mobil-mobil melaju dengan sangat cepat, ia berusaha mendengar apa yang ayahnya katakan. Mata ayahnya begitu sedih. Dia tampak sangat putus asa untuk mengatakan kepadanya. Dia berhasil mendengar beberapa kata dari ayahnya: "Jangan..... buka..... pintunya....."


     Tiba-tiba, Donna terbangun dari mimpinya oleh suatu suara yang aneh.

     Tap Tap Tap.

     Kemudian ada seseorang yang membunyikan bel di lantai bawah.

      Ding ding ding.

     Dia bergegas bangun dan langsung memakai sendal tidurnya. Kemudian, dengan hanya menggunakan baju tidurnya ia bergegas menuruni tangga menuju pintu depan.

     Dia kemudian mengintip melalui lubang pintu untuk mengecek. Ia melihat ayahnya sedang berdiri di luar sambil terus menatap kepadanya. Sedangkan, bel pintu terus berdering.

     "Ok, tunggu! Aku datang!", teriaknya.

     Dia kemudian membuka kunci pintu dan hendak membuka pintu, sampai ia berhenti.

     Ia kembali mengintip ayahnya melalui lubang pintu. Sesuatu tentang ekspresi ayahnya terlihat janggal, matanya terbuka lebar, sepertinya ia sangat ketakutan.

     Dia kembali mengunci pintu rumahnya.

     "Ayah!" teriaknya dari balik pinut, "Apakah kau lupa kuncimu?"

     Ding ding ding.

     "Ayah, jawab aku!!"

     Ding ding ding.

     "Ayah, tolonglah! Aku perlu kau menjawab ku!"

     Ding ding ding.

     "Apakah ada orang lain, bersamamu?"

     Ding ding ding.

     "Kenapa kau tidak menjawab ku?"

      Ding ding ding.

     "Aku tidak mau membukakan pintu, sampai kau menjawab ku!"

     Bel pintu terus berdering dan berdering, tetapi untuk beberapa alasan ayahnya menolak untuk menjawab teriakan putus asa dari anaknya.

     Selama sisa malam, gadis yang ketakutan itu terus menerus meringkuk di sudut lorong, tak berdaya sambil terus menerus mendengar bel dari pintu yang terus menerus dibunyikan. Tampaknya hal itu sudah berlangsung selama beberapa jam, dan akhirnya ia terlelap kedalam tidur yang begitu gelisah.

     Saat fajar tiba, ia terbangun dan sadar bahwa segalanya begitu tenang. Dia merangkak ke pintu depan dan kemudian melihat melalui lubang pintu. Ayahnya masih ada disana, terus menatap kepadanya.

     Dia dengan sangat hati-hati membuka pintu dan dihadapkan dengan sebuah pemandangan yang begitu mengerika.

     Kepala ayahnya tergantung dari paku yang berada diatas pintu. Ada sebuah catatan yang melekat di bel pintu.

     Disitu tertulis: "Gadis pintar!".

Kamis, 29 Januari 2015

Twist Ending


     Ada seorang penulis terkenal bernama David, yang telah menulis cukup banyak novel horor terlaris. Semua kritikus dan sastrawan memuji bakatnya akan menulis buku-bukunya yang memiliki adegan twist ending dan akhir yang mengejutkan. Dia menerima banyak sekali surat penggemar setiap harinya, dan bahkan beberapa penulis pemula mengirimnya naskah cerita buku mereka dengan harapan ia akan membantu mereka untuk mewujudkan bukunya agar bisa diterbitkan.

     Sementara David mengambil kesenangan untuk menjawab pesan-pesan penggemarnya, dia lebih suka mencuri ide dari penulis-penulis amatir. Jika ia dikirmkan sebuah naskah cerita yang bagus untuk cerita seram, ia akan menggunakan ide itu untuk salah satu bukunya sendiri dan menyangkal penulis amatir yang mengirimkannya dengan berbagai cara. Kemudian, untuk menutup-nutupi pencuriannya ia akan menarik beberapa temannya yang bekerja di industri penerbitan untuk memastikan bahwa penulis asli tidak akan pernah menerbitkan hasil karyanya di masa yang akan datang.

     Suatu hari, David menerima naskah cerita baru melalui kotak pos. Naskah itu terikat di dalam sebuah buku hardcover yang indah. Dia membaca bab pertama dan ia merasa bahwa ia tahu bagaimana cerita ini akan berakhir. Saat ia terus membaca, ia menjadi lebih yakin bahwa ia tahu bagaimana cerita ini akan berakhir. Cerita itu berakhir dengan cukup lama, tetapi ingin cepat-cepat melihat bagian akhir naskah itu untuk membuktikan apakah dia benar.

     Ketika David sampai di bab terakhir, ia sadar bahwa beberapa halaman terakhir buku berdempetan, kemudian ia menarik halaman itu agar bisa terlepas. Ia merasa lelah akan terus membaca tetapi ia terus membaca. Akhirnya, ia sampai di akhir buku. Cerita itu benar-benar membuat adegan twist ending untuk buku itu yang persis ia pikirkan. Sang suami telah gantung diri setelah istrinya melakukan bunuh diri di kamar sebelah. David kemudian membuat catatan agar ia bisa mencuri ide buku itu untuk ia gunakan di buku berikutnya.

     Kemudian, ia melihat bahwa, setelah kata "The End - Tamat", ada sebuah tulisan tangan dari si penulis asli untuk David. Bunyinya:

     "Aku tahu kau akan berencana untuk mencuri ide-ide dalam buku ini. Aku tahu, karena kau telah melakukan hal yang sama persis kau lakukan kepadaku ketika terakhir kali aku mengirimkan naskah kepadamu. Kau menerbitkan buku itu dengan namamu sendiri tanpa menulis namaku disana. Kau menghancurkan kehidupanku di dunia perindustrian buku. Tak seorang pun akan menerima tulisanku lagi dan aku tidak akan pernah bisa mempublikasikan cerita-ceritaku lagi. Kau telah menghancurkan kehidupanku dan sekarang aku akan membalas dendam. Kau harus memisahkan halaman belakang untuk membaca ini, bukan? Nah halaman tersebut sebenarnya berisi racun. Arsenik, tepatnya. Apakah dirimu merasa lelah? sebenarnya itu hal yang biasa terjadi. Itu adalah salah satu gejala keracunan arsenik. Segera, detak jantungmu akan berdetak lambat, dan kemudian menjadi lebih lambat dan akhirnya jantung akan benar-benar berhenti berdetak untuk selamanya. Jangan repot-repot untuk memanggil ambulans. Kau akan segera mati sebelum mereka tiba. Kau sudah terlalu lama terkenal. Selamat tinggal, David. beberapa sentuhan akhir untuk cerita memang sangat sulit untuk diprediksi."

Bay Window


     Pada suatu malam di musim saalju yang begitu dingin, seorang gadis berumur enam belas tahun yang bernama Brittany Snow, sedang berada di rumah seorang diri, sambil menonton TV. Orang tuanya sedang pergi ke pesta makan di rumah salah satu temannya. Semenjak sore salju telah turun dengan lebat, tetapi Brittany merasa nyaman karena ia sedang duduk di sofa yang berada di ruang keluarga, sambil diselimuti oleh selimut yang hangat.

     Ketika tengah malam tiba, orang tua Brittany masih belum pulang dan ia mulai merasa tidak nyaman akan hal itu. Ia tidak mau menelepon orang tuanya karena dia pasti akan dianggap tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

     Televisi ada di sudut ruangan, disebelah jendela yang besar. Dia sedang menonton salah satu film favoritnya, sebuah film horor yang berjudul Prom Night, ketika tiba-tiba, dari sudut matanya, ia melihat sesuatu bergerak di luar jendela.

      Melalui kegelapan dan hujan salju, dia bisa melihat sosok seorang pria, sedang berjalan melalui jendela. Ketika pria itu semakin dekat, ia bisa melihat wajah pria itu dengan penuh kengerian.

     Wajah pria itu begitu menyeramkan karena banyak bekas luka di wajahnya, matanya liar dan begitu gila, dan tampaknya pria itu menyeringai gila kepadanya. Ketakutan, Brittany meraih selimutnya dan kemudian bersembunyi dibalik selimut itu. Dia benar-benar tidak berani untuk bergerak sedikit pun.

     Perlahan-lahan, ia menarik selimut itu kebawah hanya agar bisa mengintip walaupun dengan sebelah mata saja. Lelaki itu masih ada disana, ia hanya berdiri disana, lelaki itu terus menerus menatap Brittany ketika salju turun dibelakang pria itu. Kemudian, lelaki itu merogoh mantelnya dan kemudian mengeluarkan sesuatu dibalik mantelnya. Itu adalah sebuah pisau yang begitu panjang.

     Dilanda ketakutan, Brittany kembali menarik selimut keatas kepalanya dan berharap pria gila itu akan mengira dirinya hanyalah sebuah selimut yang diletakkan diatas sebuah sofa. Dia berhasil menggerakan tanganya secara perlahan agar bisa meraih kantongnya dan kemudian mengeluarkan ponsel miliknya. Dengan perasaan panik ia menekan tombol di ponselnya, dan kemudian memanggil 911 dan menahan napas sambil menunggu jawaban.

     Saat operator bertanya "Apa keadaan darurat mu?", Brittany mendekatkan ponselnya dekat dengan wajahnya dan berbisik "Ada seorang pria diluar rumahku. Dia memegang sebuah pisau. Tolong datang dengan cepat."

     Dia duduk dibawah selimutnya tanpa bersuara, selama bermenit-menit ia menunggu. Akhirnya, ia mendengar suara sirene diluar rumahnya dan kemudian polisi mulai mengetuk pintu depan rumahnya.

     Brittany melepas selimutnya dan kemudian bergegas berlari kearah pintu depan, dan membiarkan kedua polisi itu masuk kedalam rumahnya. Polisi itu berkata kepadanya jika mereka tidak  melihat jejak seseorang di luar rumahnya.

      "Dia ada disana", kata Brittany, sambil menunjuk ke jendela, yang mengarah ke halaman depan rumahnya yang telah tertutupi salju.

     "Itu tidak mungkin", kata petugas perempuan. "Tidak mungkin ada orang disana. Salju itu benar-benar terlihat tidak tersentuh. Jika ada seseorang disana, pasti dia akan meninggalkan jejak diatas salju-salju itu."

     "Tapi dia berada disana, sambil terus memandangiku", kata Brittany. "Aku melihatnya dengan kedua bola mataku sendiri."

     "Kau tahu, mungkin saja matamu mempermainkan dirimu", kata petugas laki-laki. "Mungkin kau sedah terlalu banyak menonton film horor."

     Para petugas berbalik untuk pergi. Tiba-tiba, petugas perempuan berhenti bergerak di tempatnya. Petugas perempuan itu kembali menarik sofa yang telah diduduki Brittany. Kemudian ia menurunkan kepalanya sehingga dagunya berada tepat diatas sofa dan kemudian matanya melebar karena kaget. Brittany dan petugas yang laki-laki pun ikut tersentak.

     Di atas karpet yang berada di belakang sofa ada sebuah jejak yang basah, dan sebuah pisau yang telah di buang.

     "Kau tidak melihat pria di luar jendela.", kata petugas perempuan. "Kau sedang melihat pantulannya. Sebenarnya dia telah berdiri dibelakangmu dari tadi."

Selasa, 27 Januari 2015

Dreams and Nightmares


     Itu adalah sebuah kisah seram yang paling mengganggu dan yang paling seram yang pernah kutahu. Aku tidak ingat semua detilnya, tapi aku akan berusaha menceritakannya sedetil mungkin. Buku ini di anggap sebagai kisah nyata, tetapi aku tidak pernah menemukan informasi lain tentang ini.

     Bertahun-tahun yang lalu, disebuah kota kecil, disebuah tempat di Amerika Serikat, sepasang suami istri dan anak perempuan mereka pindah kesebuah rumah tua.

     Pada suatu mala, gadis kecil itu terbangun dari tidurnya karena mencium bau aneh dari kamarnya. Pada mulanya, dia tidak yakin apakah dia masih bermimpi. Dia hampir tidak bisa bernapas dan udara di kamar itu dipenuhi oleh asap. Saat ia berkedip dan melihat sekeliling kamarnya, dia sadar bahwa kamarnya berbeda dari pada sebelumnya. Kertas dinding dikamarnya terlihat sangat tua dan sudah mengelupas dari tembok kamar. Karpet dikamarnya juga sudah terlihat tipis seperti sudah diinjak-injak selama bertahun-tahun tanpa menggantinya. Barang-barang dikamarnya juga terlihat sudah sangat kuno dan terselimuti jaring laba-laba dan ada juga beberapa barang yang ditutup dengan kain. Begitu ketakutan, dia melompat dari tempat tidurnya dan langsung mencari jalan menuju kamar orang tuanya.

     Beberapa menit kemudian, tetangga yang tinggal didekat rumah itu mendengar sebuah jeritan dari luar rumah mereka dan sebuah ketukan di pintu depan mereka. Saat mereka membuka pintu depan rumah, mereka melihat seorang anak perempuan berdiri diluar rumah mereka. Dia menangis dan mengoceh tak jelas, dan terus menerus menunjuk kerumah anak perempuan itu. Saat mereka melihat melewati tembok taman, mereka melihat rumah gadis kecil itu terbakar.

     Mereka bergegas menelepon pemadam kebakaran, yang kemudian tiba beberapa menit kemudian yang langsung memadamkan api dari rumah gadis itu. Sayangnya, sebagian rumah itu sudah habis terbakar dan diantara reruntuhan rumah itu, mereka menemukan hangus dari kedua orang tua gadis itu. Ternyata kedua orang tua mereka telah terbakar hidup-hidup ketika mereka tertidur di tempat tidur mereka.

     Saat polisi menanyai gadis kecil itu, gadis kecil itu memberitahu sebuah cerita yang mengejutkan dan hampir tidak bisa dipercaya. Saat gadis itu terbangun saat malam hari, dia pergi ke kamar orang tuanya dan kemudian membuka pintu kamar tersebut. Gadis kecil itu dihadapkan dengan sebuah adegan yang begitu mengerikan. Orang tua dari gadis itu terbujur kaku tak bernapas di tempat tidur mereka, dan disana ada dua anak kecil yang berkulit hitam sedang berdiri di dekat mayat orang tua gadis itu. Salah satu anak kecil itu memegang sebuah gunting yang terselimuti oleh darah. Gadis itu berkata bahwa ia mulai menjerit dan kemudian melarikan diri ke rumah tetangga gadis itu.

     Pada mulanya polisi itu tidak mempercayai cerita yang diberitahu oleh gadis kecil itu, dan berasumsi bahwa gadis itu telah mengalami mimpi buruk. Tetapi saat mereka melihat sejarah dari rumah itu, mereka menemukan bahwa pada mulanya rumah itu adalah sebuah sekolah reformasi untuk anak laki-laki yang berkulit hitam. Anak-anak disekolah itu telah diperlakukan begitu buruk oleh orang-orang yang ada disana dan kemudian sekolah itu akhirnya ditutup, dan kemudian diubah menjadi sebuah rumah. Tak ada seorang pun yang bisa meyakinkan bahwa gadis kecil itut telah mengalami mimpi buruk.