Jumat, 23 Januari 2015

Digital Camera



     Salah satu kerabatku meninggal secara tiba-tiba. Aku tidak pernah bertemu dengan wanita itu. Dia memiliki seorang anak perempuan yang masin berumur empat tahun. Nama gadis kecil itu adalah Yuki. Karena ayahnya tidak bisa membesarkan anaknya seorang diri, ia meminta bibi saya untuk merawatnya.

     Yuki tidak pernah ingin ditinggalkan sendiri oleh bibiku sehingga ia selalu berada di sisinya, dan kemudian hal ini menjadi sebuah masalah. Bibi-ku tidak pernah bisa pergi kemana-mana tanpa Yuki. Dia terus menerus selalu membutuhkan perhatian. Bahkan anak perempuan bibiku mulai merasa cemburu karenanya.

     Suatu hari, bibiku mengatakan kepadaku jika ia harus pergi keluar kota selama beberapa hari, dan ia bertanya kepadaku apakah aku bisa mengasuh seorang gadis keci untuknya. Dan kemudian aku menjawab dengan senang hati. Aku tinggal sendirian dan aku bisa melakukannya dengan seseorang.

     Beberapa hari kemudian, bibiku mengantar Yuki ke apartemenku. Saat ia pergi, dia menyuruh Yuki untuk tinggal bersamaku, dan kemudian bibiku berkata kepadanya "Yuki, tolong jadi anak yang berperilaku baik, yah".

     Ketika bibiku pergi, aku mencoba berbicara dengan Yuki dan memainkan beberapa video game bersamanya, tapi perilaku gadis kecil itu sangatlah aneh. Dia punya boneka beruang terselip di lengannya dan tidak pernah melepaskan boneka itu. Dia tidak pernah tersenyum. Dia tidak pernah berbicara. Semua yang dia lakukan hanyalah duduk dan diam, disudut sambil menatap dinding. Hal itu membuat diriku merasa tidak nyaman.

     Aku mencoba mencari sesuatu untuk membuat dirinya terhibur. Aku baru saja membeli kamera digital baru dan aku memutuskan untuk membiarkannya memainkan kamera digitalku tetapi yang lama. Ketika dia melihat kamera, matanya menyala. Aku menunjukkan kepadanya bagaimana cara untuk menggunakannya dan ia kemudian pergi berkeliling apartemenku dan memotretnya. Ada senyum cerah di wajahnya.

     Malam itu, aku mengetahui seberapa sulitnya untuk mengurus Yuki. Setiap kali aku mencoba untuk meninggalkan ruangan, dia mulai menangis dan memanggil-manggil namaku. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian atau dia akan membuat keributan yang sangat besar. Dia bahkan bersikeras pergi ke kamar mandi denganku, yang mana hal itu sangat memalukan.

     Saat waktunya tidur, ia menolak tidur sendirian di kamar lain di apartemenku dan bersikeras ingin tidur di kamarku. Aku membacakannya dongeng sebelum tidur dan setelah beberapa saat, aku berhasil membuatnya tertidur. Saat itulah aku bisa melihat beruang teddynya. Salah satu kaki boneka itu hangus dan menghitam, seolah-olah habis terbakar, itu membuat diriku bertanya-tanya.

     Saat tengah malam, aku dibangunkan oleh suara yang aneh. Ketika aku berbalik, aku melihat bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Tubuh gadis itu teru menerus gemetar, matanya terbuka lebar, giginya seperti menggigil, dan air mata mengalir di pipinya. Aku memeluknya erat-erta dan bertanya ada apa.

     "Dia memandangiku lagi," Dia menggumamkan.

     "Siapa yang kau maksud?" Aku berkata sambil terkejut.

     "The dark woman - wanita hitam," Jawab Yuki.

     Dia tidak berkata apapun lagi. Aku mencoba memberitahunya bahwa itu hanyalah imajinasinya saja, tetapi dia terus menggelengkan kepalanya dan terus gemetar. Butuh waktu yang sangat lama untuk menidurkannya lagi

     Keesokan harinya, ia kembali normal. Ia sangat suka bermain dengan kamera digital milikku. Saat waktunya untuk pulang, aku memberitahunya bahwa dia boleh mengambilnya. Yuki memelukku. Meskipun dia tidak berkata apa-apa, aku tahu bahwa dia sangat gembira.

     Aku mengantarkan Yuki, kerumah bibiku, dan kemudian tinggal sejenak untuk meminum teh. Bibiku berterima kasih kepadaku karena mau menjaga Yuki untuk dirinya, kemudia kami mengobrol di meja makan.

     "Gadis kecil yang malang," kata bibiku. "Dia tidak pernah mengatakan sepatah katapun semenjak ibunya meninggal."

     Aku tidak bisa menahan rasa ingin tahuku. "Bagaimana ibu Yuki, bisa meninggal?" aku bertanya.

     Sebuah tatapan aneh muncul di wajah bibiku. "Dia meninggal saat kebakaran....."

     "Bagaimana apinya bisa bermula?" tanyaku.

     "Yah....." bibiku ragu-ragu, tidak mau membicarakannya. "Ini adalah cerita yang sangat menyedihkan. Dia bunuh diri. Ibu Yuki adalah wanita yang sangat bermasalah. Dia menuangkan bensin ketubuhnya dan kemudian membakar dirinya sendiri."

     "Astaga!" seru ku. "Mengerikan sekali."

     "Yah," Kata bibiku. "Keluarganya sangat terkejut, mereka menutup-nutupi hal itu dan kemudian berpuran-pura bahwa ibu Yuki meninggal saat kebakaran. Kami mengadakan pemakaman yang tertutup dan hanya mengundang kerabat dekat. Yuki tidak hadir. Yuki bahkan tidak tahu jika ibunya sudah meninggal. Dia pikir ibunya hanya sedang pergi liburan untuk waktu yang sangat lama. Kami tidak tega untuk mengatakan hal yang sebenarnya tentang ibunya."

     "Yuki yang malang." Gumamku.

      Bibiku mengangguk dengan sedih. "Yuki yang malang."

      Beberapa hari kemudian, Yuki meninggal.

      Bibiku mencoba untuk mengubah perilaku Yuki. Pada malam hari, ia memaksa gadis kecil itu untuk tidur sendiri di kamarnya. Meskipun Yuki menjerit dan menangis, bibiku meninggalkan Yuki disana sendirian dan mengunci pintu. Di pagi hari, ia melihat Yuki berbaring di tempat tidur dan tidak bergerak. Gadis kecil yang malang itu meninggal.

      Tidak ada orang yang tahu bagaimana ia bisa meninggal. Coroner tidak bisa menentukan penyebab kematiannya. Tidak ada luka ditubuhnya. Dia bahkan sangat sehat. Dia baru saja meninggal secara misterius pada malam hari. Tidal ada penjelasan.

     Setelah pemakaman, aku kembali kerumah bibiku. Semua orang terlihat sangat sedih. Bibiku mengembalikan kamera yang diberikan kepada Yuki kepadaku. Aku membawa kamera itu pulang dengan ku. Itu adalah benda agar aku bisa mengingat dirinya.

     Kartu memori penuh oleh, gambar acak yang diambil oleh Yuki. Aku melihat mereka satu per satu, menyeka air mata dari mataku. Ada foto-foto ketika di apartemenku, foto-foto di rumah bibiku, gambar bunga, anjing, mainan, permen, dan...... gambar-gambar konyol yang hanya diambil oleh seorang anak kecil.

      Kemudian, aku melihat foto terakhir dan itu membuat diriku gemetaran.

      Tanganku begitu gemetar.

      Aku ingin menjerit, tetapi tidak ada apapun yang keluar dari mulutku.

      Waktu yang ada di foto itu menunjukan, bahwa foto itu diambil ketika malam di saat ia meninggal.

      Ini adalah gambar terakhir yang di ambil oleh gadis malang itu, menggunakan kamera milikku:

                               

Tidak ada komentar: